Pemeriksaan Parasit pada Faeses Manusia
DINDA
LUKITA
P27833112020
Semester 2
Kementerian
Kesehatan RepubIik Indonesia
Politeknik
Kesehatan Kemenkes Surabaya
Jurusan
Kesehatan Lingkungan
Program
Studi DIII Kampus Surabaya
Tahun 2013
DASAR TEORI :
Soeparman, 2002:11
Faeses adalah
bahan buangan yang dikeluarkan dari tubuh manusia melalui anus sebagai sisa
dari proses pencernaan makanan di sepanjang sistem saluran pencernaan (tractus
digestifus). Pengertian faeses ini juga mencakup seluruh bahan buangan yang dikeluarkan
dari tubuh manusia termasuk karbon monoksida (CO2) yang dikeluarkan sebagai
sisa dari proses pernafasan, keringat, lendir dari ekskresi kelenjar, dan
sebagainya..
Gandahusada.dkk, 2000
Pemeriksaan feses
di maksudkan untuk mengetahui ada tidaknya telur cacing ataupun larva yang
infektif. Pemeriksaan feses ini juga di maksudkan untuk mendiagnosa tingkat
infeksi cacing parasit usus pada orang yang di periksa fesesnya Pemeriksaan
feces dapat dilakukan dengan metode kualitatif dan kuantitatif. Secara
kualitatif dilakukan dengan metode natif, metode apung, metode harada mori, dan
Metode kato. Metode ini digunakan untuk mengetahui jenis parasit usus,
sedangkan secara kuantitatif dilakukan dengan metode kato untuk menentukan
jumlah cacing yang ada didalam usus.
Tjokronegoro.2003
Dalam sediaan feses, ada empat jenis telur
cacing yang biasa ditemukan yaitu: telur cacing gelang (Ascaris lumbricoides),
telur cacing tambang (Necator americanus dan Ancylostoma duodenale), telur
cacing cambuk ((Trichuris trichiura) dan telr cacing pita (Taenia saginata dan
Taenia solium).
Cacing gelang, hospes satu-satunya adalah manusia. Penyakit yang disebabkannya disebut askariasis. Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 sampai 200.000 butir sehari yang terdiri dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Telur yang dibuahi berukuran 60 x 45 mikron, yang tidak dibuahi 90 x 40 mikron. Menjadi bentuk infektif dalam waktu ± 3 minggu.
Cacing tambang menyebabkan penyakit nekatoriasis dan ankilostomiasis. Cacing betina N.americanus dan A.duodenale kira-kira mengeluarkan 9.000 dan 10.000 butir telur dalam sehari. Telur cacing tambang berukuran ± 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan berdinding tipis.
Cacing cambuk menyebabkan penyakit trikuriasis. Cacing betina dierkirakan menghasilkan 3.000-10.000 butir telur setiap hari. Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tong dengan opperkulum jernih pada kedua kutubnya.
Cacing pita memiliki tubuh yang panjang yeng merupakan ruas-ruas proglotid. Baik Taenia saginata maupun Taenia solium memiliki ribuan telur yang tersimpan dalam proglotid. Telur bulat sempurna dan berdinding tebal.
Cacing gelang, hospes satu-satunya adalah manusia. Penyakit yang disebabkannya disebut askariasis. Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000 sampai 200.000 butir sehari yang terdiri dari telur yang dibuahi dan yang tidak dibuahi. Telur yang dibuahi berukuran 60 x 45 mikron, yang tidak dibuahi 90 x 40 mikron. Menjadi bentuk infektif dalam waktu ± 3 minggu.
Cacing tambang menyebabkan penyakit nekatoriasis dan ankilostomiasis. Cacing betina N.americanus dan A.duodenale kira-kira mengeluarkan 9.000 dan 10.000 butir telur dalam sehari. Telur cacing tambang berukuran ± 60 x 40 mikron, berbentuk bujur dan berdinding tipis.
Cacing cambuk menyebabkan penyakit trikuriasis. Cacing betina dierkirakan menghasilkan 3.000-10.000 butir telur setiap hari. Telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tong dengan opperkulum jernih pada kedua kutubnya.
Cacing pita memiliki tubuh yang panjang yeng merupakan ruas-ruas proglotid. Baik Taenia saginata maupun Taenia solium memiliki ribuan telur yang tersimpan dalam proglotid. Telur bulat sempurna dan berdinding tebal.
TUJUAN PEMERIKSAAN :
Untuk mengetahui apakah feses yang diperiksa terkontaminasi parasit kgususnya cacing dan telur cacing.
·
Alat :
ü Mikroskop
ü Lidi
ü Object glass
ü Cover glass
ü Wadah feses
·
Bahan :
Ø Feses Anak
Ø Kriteria :
Nama = An. Ferdiansyah
Umur = 5 tahun
Jenis kelamin =
laki-laki
Ø Aquades
Ø Lugol
Ø Nacl 0,9 %
Ø Eosin
Prosedur :
·
Homogenkan
terlebih sampel faeses menggunakan dengan menggunakan batang lidi.
·
Tuangkan 1 tetes
NaCl 0,9 % lugol/eosin pada obyek glass.
·
Tambahkan
kedalamnya sedikit faeses yang sudah dihomogenkan.
·
Campur merata dengan menggunakan batang lidi.
·
Segera tutup dengan cover glass
·
Lalu periksa dibawah mikroskop perbesaran 10x-40x
Hasil Percobaan :
Pemeriksaan / Hasil
|
Makros
|
Mikros
|
||||||
Bau
|
Warna
|
Konsis-
tensi
|
Lendir
|
Darah
|
Leuko-sit
|
Eritro-sit
|
Para-sit
|
|
Ciri-ciri
|
Khas
|
Coklat Kekuningan
|
Lembek
|
|
|
|
|
|
(+/-)
|
|
|
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Kesimpulan :
Bahwa
feses pada anak yang
bernama Ferdiansyah yang berumur 5 tahun berjenis kelamin laki-laki ini adalah anak yang sehat karena pada pemeriksaan ini feses anak tidak ditemukannya cacing maupun
telur cacing.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar