Rabu, 19 Juni 2013

PEMERIKSAAN PARASIT PADA SAYURAN

LAPORAN PRAKTIK PARASITOLOGI
    “PEMERIKSAAN PARASIT PADA SAYURAN”
                       

              DINDA LUKITA
    KELAS  A  KELOMPOK B
                P27833112020
                 SEMESTER 2

         Kementerian Kesehatan RepubIik Indonesia
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya
Jurusan Kesehatan Lingkungan
Program Studi DIII Kampus Surabaya
Tahun 2013



A.DASAR TEORI
Menurut Setyorini dan Purwaningsih, 1999
Parasit merupakan kelompok biota yang pertumbuhan dan hidupnya bergantung pada makhluk lain yang dinamakan inang. Inang dapat berupa binatang atau manusia. Menurut cara hidupnya, parasit dapat dibedakan menjadi ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah jenis parasit yang hidup di permukaan luar tubuh, sedangkan endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam organ tubuh inangnya. Parasit yang hidup pada inangnya dalam satu masa/tahapan pertumbuhannya seluruh
masa hidupnya sesuai masing-masing jenisnya. Sayuran–sayuran memang sangat dipelukan oleh tubuh kita secara singkattentang Purawijaya (1989) menuliskan bahwa sayuran mempunyai tiga kegunaan pokok: 1.Sebagai sumber tenaga 2.Sebagi sumber pembangun sel tubuh 3.Sebagai sumber vitamin dan mineral.
Sesekali memang dpandang perlu memakan lalapan, karena sayuran diperlikanoleh tubuh untuk proses metebolisme terutama karena adanya karotin, vitaminkompleks dan vitamin CSalah satu MO yang sering dijumpai pd sayuran segar adalah MO yangdimsukan pada kelompok parasit, baik yang bersel satu (protozoa) atau helmit.Protozoa maupun helmit sama sama dapat membahayakan kesehatan manusia.Oleh sebab itu dari segi kandungan gizi lalapan perlu juga untuk dijagakeamanannya dalam arti bebas dari MO. (Anwar, dkk, 1985)


Alat :
Ø  Gelas ukur 500ml
Ø  Spatula
Ø  Pipet tetes
Ø  Pipet ukur
Ø  Mangkok besar
Ø  Tabung reaksi
Ø  Rak tabung
Ø  Cawan imhoof
Ø  Centrifuge
Ø  Tabung centrifuge
Ø  Obyek glass
Ø  Cover glass
Ø  Mikroskop

·        Bahan             :
Ø  Floating :
ü  NaCl
ü  kemangi
ü  Aquadest


Ø  Sedimentasi :
ü  NaOH
ü  Aquadest
ü  kemangi

Floating / Flotasi :
·        Membuat larutan NaCl jenuh
·        tidak harus menggunakan NaCl dalam percobaan ini bisa menggunakan garam atau gula dan sebagainya yang dapat membuat larutan menjadi jenuh. Cara membuat NaCl jenuh adalah memasukkan NaCl pada aquadest sampai ada yang tidak larut / adanya endapan.
·        Memotong sayuran yang sebelumnya sudah dipisahkan antara batang dengan daunnya,lalu dipotong kecil seperti dadu
·        Memasukkan daun dalam mangkok besar
·        Tambah larutan NaCl jenuh sampai sayur terendam sempurna
·        Lalu mengaduk selama 10 – 15 menit, agar telur cacing bercampur dengan cairan yang ada dimangkok besar.
·        Memasukkan hasil cairan tersebut pada tabung sampai penuh
·        Segera menutup mulut tabung dengan cover glass selama 1 jam
·        Menempelkan cover glass pada obyek glass
·        Lalu memeriksa dibawah mikroskop dan mencatat hasil pemerikaannya.
 Sedimentasi :
·        Membuat larutan NaOH 0,2 %
·        Memotong sayuran menjadi kecil-kecil
·        Masukkan ke dalam mangkok besar
·        Tambahkan cairan NaOH 0,2 % sampai sayuran terendam dengan sempurna.
·        Mengaaduk selama 10 – 15 menit, agar telur cacing bercampur dengan cairan yang ada dimangkok besar.
·        Memasukkan pada imhoff cone atau gelas piala,tunggu selama 1 jam
·        membuang larutan jernih pada cawan imhoof
·        Bagian bawah masukkan kedalam tabung centrifuge
·        Putar pada 2000rpm selama 15 menit
·        Membuang supernatan (larutan yang  diatas : supernatan,larutan yang dibawah : filtrat)
·        Ambil menggunakan pipet tetes sedimen lalu letakkan kedalam obyek glass
·        Tutup dengan cover glass
·        Lalu periksa dibawah mikroskop.

*     Hasil Percobaan :
No
Sayuran Uji Coba
                           Hasil
1.
Sayur Kemangi
Positif mengandung telur cacing

*     Kesimpulan :
            Bahwa pada pemeriksaan parasit pada sayur kemangi pada teknik pengapungan dan sedimentasi positif ditemukannya telur cacing


DAFTAR PUSTAKA





Pembuatan Preparat Awetan Kutu Tikus

Laporan Praktikum Parasitologi
Pembuatan Preparat Awetan Kutu Tikus





DINDA LUKITA
P27833112020
Kelas A Semester II

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIII KAMPUS SURABAYA
TAHUN 2013





DASAR TEORI
Tikus termasuk dalam binatang pengerat (Ordo Rodentia, rodere : mengerat). Ciri paling utama semua Rodentia adalah kemampuannya mengerat benda-benda dengan sepasang gigi seri yang besar, tidak memiliki gigi taring (canina) dan gigi geraham depan (premolar), sehingga diantara gigi seri dan geraham belakang (molar) terdapat celah yang disebut diastema, Celah ini berfungsi untuk membuang kotoran yang ikut terbawa bersama dengan pakannya masuk kedalam mulut.
Tikus dapat menjadi inang dari vektor beberapa penyakit. Tikus juga dapat merugikan manusia karena menghabiskan dan merusak makanan, tanaman, barang-barang dan lain-lain. Kehidupan tikus disebut juga commensal yaitu makan dan tinggal di dekat kehidupan manusia.
Identifikasi Tikus Hal-hal yang perlu di perhatikan untuk menentukan jenis/spesies tikus adalah sebagai berikut :
a. Warna dan jenis rambut
b. Warna ekor
c. Panjang ekor dari pangkal sampai ujung yaitu dari anus sampai ujung ekor tapi tidak termasuk rambut yang ada di ujung ekor
d. Bentuk dan ukuran tengkorak
e. Panjang total dari ujung hidung sampai ujung ekor
f. Panjang kepala dan badan. Luruskan badan (tulang punggung terbentang lurus) dan ukur dari ujung hidung sampai anus
g. Panjang telapak kaki belakang dari tumit sampai ujung kuku, letakkan kaki belakang di penggaris. Ukur dari tumit sampai ujung jari kaki yang paling panjang, tapi tidak termasuk kuku jari kaki
h. Panjang telinga. Biarkan telinga tegak secara alamiah, ukur dari pangkal daun telinga sampai ujung dan pengukuran dilakukan pada bagian yang paling panjang
i. Berat badan (gram)
j. Jumlah puting susu pada tikus betina yaitu jumlah puting susu bagian dada dan perut (dada + perut). Contoh 2 + 3 = 10 artinya 2 pasang di bagian dada dan 3 pasang di bagian perut sama dengan 10 buah.












Beberapa jenis tikus :

Mencit
Mencit ini mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu. Karena kebiasaannya menggigiti barang-barang meubel, barang kecil lainnya, dan sering bersembunyi di sudut-sudut lemari. Mencit sangat mudah menyesuaikan dengan perubahan yang dibuat manusia. Mencit ini merupakan binatang asli Asia, India, dan Eropa barat. Mencit ini memakan makanan manusia dan barang-barang kecil lainnya. Mencit ini sekarang ada yang menjadi bintang peliharaan, dan sering digunakan untuk percobaan ilmiah.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiNbk7ahWw17uF4s9exXOFGU4iY8U8emtXokw-cxZF6_E0WrXW-yXHMAex4Ky-l9SjP8ZwjsZhVD6xo9LURSNqXXN9LL7q8wUIURKI2weuCLMw5Byas6H7m2x-UdvlD_eriF9W-fdWnpkw/s1600/250px-House_mouse%2528mencit%2529.jpg

Tikus rumah
Tikus rumah adalah binatang pengerat yang sering kita jumpai di rumah-rumah dengan ekor yang panjang dan pandai memanjat, serta melompat. Tikus rumah pada saat sekarang ini cenderung tersebar di daerah yang lebih hangat karena di daerah dingin kalah bersaing dengan tikus got. Tikus rumah merupakan perenang yang buruk berbeda dengan tikus got. Namun sangat gesit, pandai dalam memanjat dan melompat bahkan berani terbang . Warnanya biasanya hitam atau coklat terang. Hewan ini termasuk hewan nokturnal (beraktivitas pada malam hari), pemakan segala (menyukai bulir-bulir). Ukurannya 15-20cm dengan ekor ± 20cm. Umurnya mencapai 2-3 tahun dan hidupnya berkelompok. Betinanya mampu beranak kapan saja, dengan anak 3-10 ekor /kelahiran.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhxLnC47o0QW1GKi0ZPCATHBnyCiUB-9-PZO66DUYm_WgagH-H7yyVhrdT8NkO_fJJ8QrVd_4MKEjEB3OxPKomUPZbS6YR73Q1Qq-HcwzDQs2t-J95wf2xO2ZUoCbIaVeePCZvn0B3Ow4E/s1600/220px-Rattus_rattus03.jpg








Tikus Sawah
Tikus ini berukuran sedang, lebih kecil daripada tikus got. Dengan panjang 30-40 cm (termasuk ekor). Bewarna coklat kekuning-kuningan. Perutnya berambut kelabu dengan tepi berambut putih. Ekornya berwarna coklat. Hewan ini mempunyai habitat di persawahan, ladang dan padang rumput. Makann kesukaannya bulir padi, jagung atau rumput. Tikus ini membuat sarang di tanah dengan membuat lubang, di bawah batu, atau di dalam sisa-sisa kayu.  Hewan ini adalah jenis hama pengganggu pertanian tanaman utama dan sulit dikendalikan karena ia mampu 'belajar' dari tindakan-tindakan yang telah dilakukan sebelumnya
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhR4M9wbjBYp_qFTGasTrtJhAPbXIPBCRV6aHVDHpVDLVUD0KU7yaU-sxq81AWn2m2QRo76Jv8AVbVx4WLDtai0zOjW0zqQhnp_gS23xKdAGV1Kc68NyhBD9qviNGSKXzo1rkMt9VQNzao/s320/tikus+sawah.jpg

Curut/ Celurut
Celurut adalah hewan pemakan serangga. Hewan ini kerap kali dianggap sebagai tikus karena ukuran, warna rambut, serta moncongnya, sehingga sering dinamakan tikus kesturi. Sebutan lainnya cecurut, cencurut dan munggis. Pada kenyataannya, celurut sangat jauh kekerabatannya dari tikus, bahkan berbeda ordo. Penyebaran celurut ini hampir ke seluruh dunia, kecuali Papua, Australia dan Selandia Baru serta Antarktika. Celurut ini mudah beradaptasi dengan perkembangan kebudayaan manusia. Celurut ini juga menjadi hewan vektor penyakit yang serupa dengan tikus dan mecit.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiTlDqDxZgxEEQFJzs-9jDWQNlL3g7Vux3sG8mGHzCHEWhgWuxFBW9x3e4MavLThSGVIhsIJ-8DFXHt-kSv8k2E0MQmU2xr5tHffsTwRERe2rDcwq7LR2nqTtaitCunS6in3lGhWY7k7f4/s320/Common_Shrew.jpg







PINJAL
Pinjal termasuk ordo Siphonaptera yang mulanya dikenal sebagai ordo Aphniptera. Terdapat sekitar 3000 spesies pinjal yang masuk ke dalam 200 genus. Sekarang ini baru 200 spesies pinjal yang telah diidentifikasi (Zentko, 1997).
TUNGAU
Tungau adalah sekelompok hewan kecil bertungkai delapan yang, bersama-sama dengan caplak, menjadi anggota superordo Acarina. Tungau bukanlah kutu dalam pengertian ilmu hewan walaupun sama-sama berukuran kecil (sehingga beberapa orang menganggap keduanya sama). Apabila kutu sejati merupakan anggota Insecta (serangga), tungau lebih berdekatan dengan laba-laba dilihat dari kekerabatannya.
KUTU
Kutu mengacu pada berbagai artropoda berukuran kecil hingga sangat kecil. Nama ini dipakai untuk sejumlah krustasea air kecil (seperti kutu air), serangga (seperti kutu kepaladan kutu daun), serta — secara salah kaprah — berbagai anggota Acarina (tungau dan caplak, yang berkerabat lebih dekat dengan laba-laba daripada serangga). Semua disebut "kutu" karena ukurannya yang kecil.
Ciri-ciri :
Berwarna coklat emas dengan kamuflase di dalam bulu inang mereka.
Tubuh sangat kecil (2-2,5 mm) yang terdiri dari kepala, dada, dan perut.
Tidak seperti kutu lainnya, mereka tidak memiliki genal dan pronotal.
Memiliki 8 bagian perut yang terlihat.
Memiliki kaki besar yang, mampu lompat dari sarang ke sarang lainnya.

ALAT DAN BAHAN :
Alat :
1.     Sisir Rambut
2.     Hand scoon
3.     Masker
4.     Obyek Glass
5.     Cover Glass
6.     Mikroskop


Bahan :
1.     Entelan / Canada Balsem
2.     Alkohol 10 %, 20%, 30%, 50  %, 70 % , 96%
3.     Kapas
4.     Aquadest
5.     Sampel Tikus
Instruksi Kerja :
1.     Biarkan tikus di dalam kandang lalu masukkan atau beri cloroform di sekitar kandang.
2.     Tutup Rapat hingga tidak ada udara yang bisa masuk
3.     Jika tikus sudah terbius sempurna
4.     Pegang bagian ekornya angkat di atas baskom air lalu sirir bagian punggung dan dada
5.     Amati hasil dari sisiran tersebut
6.     Jika ada yang jatuh masukkan pada aquadest dan lakukan clearing dengan menggunakan alkohol 10%,20%,30%,50% , 70% , dan 96%. Tujuannya agar  mendapatkan preparat dengan hasil yang lebih jelas dan transparan. Dilakukan clearing dengan tingkatan alkohol yang paling rendah sampai tingkat tertinggi bertujuan supaya hasil preparat kutu yang didapatkan tidak rusak.
7.     Tunggu sampai tidak bergerak
8.     Letakkan pinjal pada obyek glass
9.     Hilangkan sisa cairan dengan menggunakan tissue atau kapas
10.  Lalu keringkan
11.  Setelah itu tetesi 1 tetes entelan di atas pinjal Tujuannya adalah sebagai perekat atau lem.
12.  Tutup dengan cover Glass
13.  Biarkan sampai entelan meluber sempurna
14.  Tunggu 5 menit di tempat terbuka
15.  Periksa di bawah mikroskop perbesaran 10x-40x.
16.  Catat hasil dan gambar



HASIL:
HEWAN PERCOBAAN
PINJAL
TUNGAU

TIKUS
-
+
-
        +


KESIMPULAN :
Pada praktik pada tanggal 30 mei 2013 pada hari kamis,semua tikus yang menjadi bahan untuk praktik positif memiliki tungau dan dapat disimpulkan bahwa tikus termasuk hewan pengerat yang merugikan karna tikus dapat menjadi inang dari vektor penyakit.





 DAFTAR PUSTAKA
http://www.kespelsemarang.com/?p=458  diakses pada tanggal 2 juni 2013 pukul 10:44
http://id.wikipedia.org/wiki/Tungau  diakses pada tanggal 2 juni 2013 pukul 10:55